Kamis, 31 Juli 2008

Inspiring - Dua Manusia Super

Siang ini tanpa sengaja ,saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.
Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan , dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan,
"Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.
Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka . Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta . Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu , duapertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .
Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita , senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayut langit Jakarta .
" Terima kasih ya mbak ...semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.
" Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ?" mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.
" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka . Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .
"Nggak punya!", tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata
"Ambil saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.
Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang
"Sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut.
"Maaf mbak , cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.
Tinggallah episode saya dan mereka , uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar
"Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek !".
"Eeh ....nggak usah .nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek.
Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya ,
"Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar"
"Nggak apa apa, itu buat kalian" lanjut saya .
"Jangan ..jangan oom , itu uang oom sama mbak yang tadi juga " anak itu bersikeras.
"Sudah ...saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !", saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.
"Ini deh om , kalau kelamaan , maaf ..". Ia memberi saya delapan pack tissue. "
Buat apa ?", saya terbengong
"Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu" . Walau dikembalikan ia tetap menolak .
Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya . Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya . Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.
"Terima kasih Om !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan,
"Duit mbak tadi gimana ..?" suara kecil yang lain menyahut,
"Lu hafal kan orangnya , kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin ......." . Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.
Tuhan .......Hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh , mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain , mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.
Dua anak kecil yang bahkan belum baligh , memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia.
YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DOEngkau hanya semulia yang kau kerjakan.

Sumber : Beranigagal.blogspot.com

Rabu, 30 Juli 2008

INSPIRING-WALT DISNEY

Walter Elias Disney dilahirkan di Chicago pada tanggal 5 Desember 1901. Ibunya Flora Call, adalah seorang wanita Jerman. Sedangkan ayahnya Elias Disney, adalah seorang keturunan Irlandia. Kehidupan keluarga Disney berpindah dari satu kota ke kota lain, karena Elias Disney, yang sebenarnyaterpesona oleh dunia bisnis, tidak mempunyai kesesuaian diri dengan dunia itu dan seringkali mengalami kegagalan finansial.

Pada tahun 1906, keluarga Disney pindah ke daerah Marceline, Missouri, di tanah pertanian yang baru dibelinya. Walt Disney kecil menyukai kehidupan di daerah barunya tersebut. Selain itu, kehidupan di desa tersebut juga menghidupkan rasa sayangnya kepada binatang-2 yang hidup di sekitarnya,seperti bebek, tikus, dan anjing. Kelak, ternyata hewan-2 itulah yang membuat namanya menjulang. Dari sini, Walt Disney menarik pelajaran berharga yang dia terapkan sepanjang hidupnya, yaitu bahwa KEBAHAGIAAN AKAN TIMBUL DALAM DIRI KITA APABILA KITA MELAKUKAN SESUATU YANG BENAR-BENAR KITA SUKAI.

Kehidupan Walt Disney yang bahagia itu teryata hanya bisa dinikmati sesaat saja. Kegagalan panen yang berturut-turut membuat Elias Disney, ayahnya harus menjual ladang pertaniannya dan membeli sebuah perusahaan koransetempat yang kecil. Untuk menghemat biaya pegawai, Elias Disney mempekerjakan Walt Disney dan kakaknya Ray tanpa biaya. Setiap pagi pukul 3.30 dinihari Walt dan Ray sudah harus bangun untuk menunggu kedatangan truk pengangkut.

Sesudah itu mereka harus menjalankan tugas harian mengantarkan koran kepada para pelanggan di kota. Kadang-kadang orang menjumpai Walt berjalan dengan kelelahan dan gemetar kedinginan dengan bawaan hampir seberat dua kali berat tubuhnya. Adakalanya cuaca begitu dingin, sehinggaWalt harus berjongkok di sudut jalan sekedar untuk menghangatkan diri.

Seringkali Walt berpikir, apakah untuk hidup di dunia ini orang harus bekerja mati-matian sebagai budak dengan upah yang hanya bisa sekedar untuk survive ? Tidak adakah jalan lain untuk hidup ? Bila Walt mengantarkan koran untuk para pelanggannya yang kebanyakan adalah orang kaya di kota, maka Walt juga mulai berpikir mengapa mereka bisa hidup mewah, sementara dirinya hidup serba kekurangan. Hal ini akhirnya melahirkan pelajaran kedua di dalam hidupnya, yaitu bahwa KEHIDUPAN ITU ADALAH SUATU PILIHAN. APAKAH KITA MAU HIDUP KAYA ATAU MISKIN, TERGANTUNG ATAS KEPUTUSAN DAN TINDAKAN KITA SEPENUHNYA SAAT INI.

Atas dasar pemikiran itulah maka setelah beranjak dewasa Walt bersikeras memutuskan untuk masuk ke dinas tentara, karena menurutnya pekerjaan tentara bisa lebih memberi kekayaan dibanding sebagai pengantar koran yang bekerja tidak dibayar. Di sela-sela dinas ketentaraannya, Walt menggunakan waktu luangnya untuk menggambar.

Rupanya, bakat Walt dalam menggambar memang luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat banyak teman-2nya di ketentaraan yang minta dibuatkan gambar dirinya. Setelah perang dunia I usai, Walt keluar dari dinas tentara. Saat itu, sangatlah sulit mencari pekerjaan. Ini merupakan masa-masa paling suram dalam kehidupan Walt Disney. Untuk kembali ke orang tuanya dia malu, karena waktu itu dia sering menyombongkan pada orang tuanya bahwa pekerjaan tentara itu adalah `pekerjaan orang kaya'.

Walt tidak mempunyai uang barang sedikitpun, dan terpaksa menumpang di belakang sebuah bengkel kecil, dengan sebuah bangku usang, satu-satunya perabotan yang dimilikinya, untuk makan dan tidur. Lebih parah lagi, seminggu sekali dia harus pergi mengendap-endap ke stasiun kota di malam hari hanya sekedar untuk `mencuri' mandi. Walt menyadari, bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus menerus. Dia kembali ingat impiannya di masa lalu, bahwa dia ingin menjadi kaya, bukan gelandangan seperti sekarang. Tapi, apa yang bisa dilakukan dengan keadaannya yang sekarang, tanpa modal, tanpa kenalan, tanpa pekerjaan. Dalam keadaan paling parah dalam hidupnya, Walt akhirnya bisa merumuskan prinsip hidupnya yang ketiga, yaitu TIDAK PEDULI SEBERAPA PARAH KEADAAN KITA SAAT INI, NAMUN KEADAAN PASTI AKAN BERUBAH LEBIH BAIK APABILA KITA MASIH MEMILIKI SATU HAL : HARAPAN

Harapan itu pula yang terus memacu pikiran Walt. Akhirnya Walt menyadari, bahwa satu-satunya yang masih dimilikinya adalah bakat menggambarnya. Tapi, bagaimana caranya agar bakat tersebut bisa menghasilkan uang untuk dirinya ? Setelah sekian lama mencari-cari, Walt memutuskan bahwa Hollywood adalah tempat yang cocok dengan dirinya, dengan bakat yang dimilikinya. Untuk kesana, terpaksa Walt menahan malu dan meminjam uang dari kakaknya Ray.
Setibanya disana, ternyata Walt hanyalah satu dari sekian ribu orang yang berharap bisa menjadi bintang di Hollywood. Mulailah Walt masuk satu persatu ke studio yang ada disana, dan mencoba menawarkan diri untuk bekerja apa saja, asal ada hubungannya dengan dunia perfilman. Bukan hal yang mudah ternyata, karena tidak ada satupun studio yang mau menerimanya, bahkan untuk pekerjaan yang paling rendah sekalipun.

Walt menyadari, bahwa para studio itu menolaknya karena dirinya tidak menunjukkan satu keahlian khusus, yang membuat mereka tertarik kepadanya. Belajar dari situ, Walt membeli beberapa kertas kosong dan mulai menggambar.Kemudian Walt kembali lagi ke studio-2 itu lagi, kini dengan menonjolkan`bakat' yang dimilikinya. Ternyata ada satu studio yang tertarik dengan bakat Walt yang luar biasa.


Mereka bahkan langsung memesan satu cerita "Alice in The Wonderland" dalam bentuk film kartun bergerak, dengan harga awal US$ 1.500. Jumlah itu justru membuat Walt kaget, karena pada awalnya Walt hanya berharap mendapatkan upah US$ 50 sebulan, hanya sekedar untuk bertahan hidup. Rangkaian film "Alice in The Wonderland" sukses luar biasa di bioskop Amerika, dan bertahan sampai tiga tahun berturut-turut.

Dengan hasil dari film ini, Walt mulai bisa memperbaiki hidupnya, membeli rumah, membuat studio sendiri dan menikah dengan Lilian Bounds. Suatu hari, Walt teringat masa kecilnya yang bahagia di pedesaan. Hal ini menginspirasi dirinya untuk menggambar tiga sahabat binatangnya waktu itu, yaitu bebek, tikus, dan anjing. Dari sinilah kemudian lahir Donald Duck, Mickey Mouse dan Pluto. Ketiga binatang inilah yang membawa Walt Disney menuju ke kejayaannya sebagai seorang bintang di Hollywood. Selain itu, Walt juga rajin menciptakan film-film animasi lain yang terus mencetak uang bagi dirinya, seperti Snow White, Cinderella, Peter Pan dan Bambi.

Dari sinilah Walt kemudian mendedikasikan diri seutuhnya untuk kebahagiaan anak-anak sedunia. Pada tahun 1950, Walt mempunyai impian untuk membangun taman impian bagi anak-anak. Impian Walt ini dianggap gila oleh rekan-2nya sesama pengusaha, namun Walt tetap dengan pendiriannya. Taman bermain ini akhirnya bias diwujudkan pada tahun 1955 di Anaheim, California.

Pada waktu pembukaan, Walt mengatakan dalam pidatonya "KESUKSESAN DIMULAI KETIKA KITA MULAI MENCIPTAKAN IMPIAN JAUH KEDEPAN. DAN SAAT KITA BERKOMITMEN UNTUK MENCAPAI IMPIAN ITU, MAKA SELANJUTNYA IMPIAN ITU YANG AKAN MENJADI MAGNET DAN MENARIK KITA KESANA????..".
Walt Disney meninggal pada tahun 1966. Namun visi dan impiannya untuk kebahagiaan anak-anak akan terus dikenang oleh dunia sepanjang masa.

Sumber : Cerita Motivasi
09/07/2007

Selasa, 29 Juli 2008

HIDUP - WAKTU MENGUBAH SEGALA SESUATU, KECUALI KITA

KITALAH YANG HARUS
MENGUPAYAKAN PERUBAHAN BAGI
DIRI KITA SENDIRI

Ada dua keajaiban dalam kehidupan
kita, yaitu keajaiban sebagai akibat,
dan keajaiban yang menjadi udara
yang kita hirup.


Bila Anda meyakini akan adanya keajabain, maka hanya ada dua cara untuk menjalani hidup ini--yang pertama, mengupayakan pencapaian kualitas hidup ini seolah-olah tidak ada keajaiban bagi Anda, kecuali bila Anda menyebabkan keajaiban itu; dan yang kedua, adalah menikmati hidup seolah-olah segala sesuatu dalam kehidupan ini adalah keajaiban.

Keyakinan yang pertama akan menjadikan anda mengubah nasib, dan yang kedua akan menjadikan Anda mudah bernasib baik.


Walaupun keajaiban itu ada, tetapi
kekuatannya bergantung kepada
keyakinan Anda.


Untuk Anda yang betul-betul meyakini adanya keajaiban—karena keberserahan Anda kepada hukum sebab-akibatnya—akan menjadikan Anda berhak hidup dalam keajaiban.

Tetapi bila Anda meragukan, dan bahkan lebih buruk lagi—menolak adanya keajaiban, ... tidak akan ada keajaiban yang cukup untuk membantu Anda. Karena, bahkan bila keajaiban itu ada dihadapan mata Anda—Anda akan menelantarkanya seperti sepatu usang.



Keajaiban terlahirkan
dari ibu yang disebut ‘kesulitan’
dan ayah yang disebut ‘upaya’.


Tidak ada keajaiban yang diperlukan—bila kita tidak sedang dirundung kesulitan.

Sehingga sebetulnya ukuran keajaiban yang menjadi hak Anda adalah sebanding dengan ukuran kesulitan Anda. Apalagi, telah dikeluarkan jaminan ganda bahwa di balik semua kesulitan—akan ada selalu kemudahan. Dan termasuk dalam jaminan itu, sebuah syarat bahwa keadaan yag tidak Anda sukai itu—tidak akan berubah, bila Anda tidak mengupayakan perubahan.

Maka, melalui linangan air mata itu retakkanlah secarik senyum penuh harap, karena sebetulnya sedang dijanjikan sebuah keajaiban besar bagi Anda.

Namun ingatlah, bahwa pemunculan keajaiban itu sering tertahan oleh tutup batu berat yang hanya bisa terangkat oleh kesungguhan upaya Anda.


Upaya pembebas keajaiban harus
bertenaga besar, dan tenaga itu adalah
keberanian.


Tidak sedikit orang, mungkin juga termasuk kita, yang sebetulnya sudah meyakini bahwa tidak akan datang perubahan nasib bagi seseorang—kecuali bila ia berupaya. Tetapi keyakinan itu hanya akan tampil sebagai ungkapan bijak yang keluar dari bibir yang juga giat memberikan penjelasan mengapa dia masih menunda pelaksanaan dari rencana-rencana bagi keberhasilannya.

Seharusnya seseorang yang yakin adalah seseorang yang berani, karena keyakinan adalah kunci menuju penyerahan. Seharusnya, orang yang betul-betul berserah, tidak lagi memiliki keraguan. Dan tidak adanya keraguan adalah sama dengan keberanian.

Lalu bila Anda sudah lantang menyebut diri Anda seorang yang beriman, ... di manakah Anda tinggalkan keberanian Anda?


Keberanian adalah kekuatan untuk
bertahan sedikit lebih lama.


Sebetulnya setiap pribadi biasa dan rata-rata akan menjadi seorang panglima yang gagah berani—bila saja dia bersedia memaksa dirinya untuk bertahan dalam upayanya—sedikit lebih lama daripada mereka yang paling berani.

Karena kekuatan untuk bertahan itu mudah bagi dia yang sudah terjepit dan tersudut, maka sebetulnya janji akan datangnya keajaiban kepada dia yang berani—adalah sebuah keniscayaan.

Sumber : Mario Teguh, One Million 2nd Chances