Minggu, 10 Agustus 2008

Kenapa Nabi Muhammad SAW menikah lebih dari sekali?

Jawaban:Perkawinan Nabi Muhammad SAW yang lebih dari satu kali mengandung tujuan dan hikmah tersendiri sesuai perintah Allah SWT. Dalam hal ini Beliau tidak berbeda dengan Nabi-nabi sebelumnya seperti Ibrahim AS, Musa AS, Yakub AS, Daud AS dll yang memiliki lebih dari satu istri. Sangat salah jika menilai mereka dengan standar nilai-nilai sekuler modern dan ideal kita di zaman sekarang.
Jika pendekatan yang kita lakukan terhadap pernikahan-pernikahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW itu berdasarkan misi beliau diturunkan yaitu menerangi masyarakat, maka akan tidak sulit bagi kita menemukan bahwa perkawinan yang Beliau lakukan itu bukan karena dorongan nafsu. Namun lebih kepada tujuan yang lebih mulia. Tujuannya berhubungan dengan salah satu misi yang beliau bawa yaitu mempersatukan bangsa Arab dan juga tidak kalah pentingnya yaitu memperbaharui kebiasaan-kebiasaan yang ada saat itu yang membawa kerusakan dan kesengsaraan bagi kemanusiaan.
Bangsa Arab sebelum datangnya Islam merupakan sebuah ras yang sering berperang bahkan untuk sesuatu yang sepele sekalipun dan belum pernah ada orang sebelum Nabi Muhammad SAW yang berhasil mempersatukan mereka. Nabi Muhammad SAW mempersatukan mereka; perkawinan terbukti merupakan salah satu faktor yang dapat mempersatukan. Di Arab mengawini janda seperti halnya di belahan dunia lainnya misalkan India merupakan aib atau kutukan bagi anggota keluarga lainnya.
Hampir semua wanita yang Nabi Muhammad SAW kawini adalah janda kecuali satu yaitu Siti Aisyah RA. Salah satu faktor penting lainnya yang patut dipertimbangkan: Fase paling aktif secara seksual seseorang itu sebelum usianya menginjak lima puluh tahun; kita harus ingat dalam fase ini Nabi Muhammad SAW hanya memiliki satu istri dan itu pun dengan wanita yang usianya lima belas tahun lebih tua dari beliau. Nabi Muhammad SAW menikah ketika berusia dua puluh lima tahun dan istrinya Siti Khadijah RA berusia empat puluh tahun. Siti Khadijah RA meninggal ketika berusia enam puluh lima tahun. Hanya setelah kematian istrinya tercinta dan terutama ketika Nabi Muhammad SAW tinggal di Madinah yang sedang mendedikasikan dirinya dalam rangka membangun sebuah bangsa beliau memutuskan untuk menikahi beberapa wanita dari suku Arab yang berbeda-beda, sebagian besar dari mereka adalah para janda.
Dengan menikahi mereka Nabi Muhammad SAW diseting untuk membalikkan hal yang dulunya tabu di masa itu yaitu menikahi janda. Yang kedua, para janda yang Beliau nikahi dan anak-anaknya itu merupakan istri dari sahabat-sahabat beliau yang gugur saat perang dan untuk itu beliau menafkahi mereka, selain itu juga beliau ingin menyatukan suku bangsa Arab. Tujuan pernikahan seperti itu yang saat ini mungkin sudah tidak kita percayai. Saya juga ingin menambahkan: Kami tidak memaafkan bagi mereka yang mengatasnamakan ajaran Islam lalu melakukan kejahatan seksual; tidak seperti halnya agama lain yang memberikan pandangan negatif tentang seksualitas, Islam mengagungkan seksualitas dalam tatanan pernikahan dan melihatnya dalam sudut pandang yang positif. Dan Nabi Muhammad SAW merupakan sosok ideal yang merepresentasikan hal tersebut.
Pertanyaan mengapa Nabi Muhammad SAW menikah lebih dari satu kali semestinya tidak akan menjadi masalah bagi seorang yang beriman ketika mereka memperhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an berkaitan dengan masalah perkawinan Nabi Muhammad SAW:“Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku” (Al-Ahzab: 38).
Sumber: Islam.ca

Tidak ada komentar: